Pemula One

Senin, 16 Januari 2012

Bahaya Duduk Lama (Sitting Down)


Duduk adalah aktifitas yang sangat sering dilakukan oleh semua orang. Akhir-akhir ini banyak penelitian difokuskan kearah gaya hidup orang jaman sekarang.
Kimby Osbourne, ahli kesehatan kaki di Health Activity, mengatakan: "Banyak orang yang sadar bahwa resiko dari DVT (Deep Vein Thrombosis) disebabkan oleh perjalanan udara, tetapi banyak orang tidak menyadari bahwa semua jenis kegiatan menetap/berdiam diri, termasuk duduk di meja sepanjang hari, juga ini bahaya".  Selain itu menurut Professor Richard Beasley dari Wellington Hospital di Selandia Baru seperti dilansir The Sun, menyatakan bahwa ancaman bahaya akan menghampiri Anda bila kerja delapan jam tiap hari dengan hanya berkutat di sekitar meja, atau menghabiskan tiga jam berturut-turut dengan sekedar duduk mengoperasikan laptop/komputer.

Kasus DVT biasanya sering dikaitkan dengan penerbangan jarah jauh yang memerlukan waktu berjam-jam. Pembekuan darah terjadi di pembuluh vena dan biasanya pada bagian betis. Jika pembekuan ini tidak dicairkan dengan obat pengencer darah, biasanya akan pecah dan terbawa ke paru-paru dan berujung pada emboli paru-paru yang mematikan.


Beasley menganjurkan pekerja kantoran untuk melakukan rutin melakukan peregangan otot untuk mempertahankan kelancaran aliran darah. Sebuah riset di Italia pun mengindikasikan peregangan dan relaksasi menurunkan kasus sakit kepala para karyawan hingga 40 persen.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Alberta Health Services Cancer Care, Kanada yang melibatkan catatan medis dari 92 ribu pasien (jakartapress.com). Ditemukan, sebagian besar dari pasien yang kurang aktif dan menghabiskan banyak waktu dengan duduk berjam-jam, menderita kanker payudara juga kanker usus.

Para ahli berpendapat, kurang aktifnya tubuh menyebabkan kelainan pada pertumbuhan sel. Inilah yang menjadi asal muasal kanker. Terlalu banyak duduk dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, terutama serangan kanker payudara dan kanker usus.
"Kami juga menemukan, gaya hidup aktif adalah kunci untuk menangkal berbagai serangan kanker. Bahkan, gaya hidup aktif dapat mengurangi risiko serangan kanker payudara hingga 30%," kata pimpinan penelitian, Christine Friedenreich.
Sementara itu, penelitian terdahulu menemukan, terlalu lama duduk dapat meningkatkan risiko pembekuan darah di paru-paru. Pembekuan itu akan menyebabkan emboli paru-paru berkembang. Emboli paru-paru berkembang akibat gumpalan-gumpalan darah beku ikut mengalir melalui pembuluh darah vena ke seluruh tubuh.
Gejala umum yang biasanya dirasakan pasien adalah nyeri dada dan kesulitan bernapas. Jika tidak segera ditangani, siklus itu akan berujung pada serangan jantung.
Banyak penelitian yang menunjukkan jika duduk sepanjang hari, secara signifikan bisa merusak kesehatan. Dengan memaksa tubuh yang dirancang untuk bergerak, tetapi hanya duduk sepanjang hari, bisa melemahkan otot. Termasuk memperlambat proses metabolisme, meningkatkan risiko penyakit jantung dan bahkan memperpendek usia Anda.
"Duduk sangat berbahaya bagi kesehatan sama seperti merokok," kata Marc Hamilton, PhD, seorang ahli mikrobiologi di Pennington Biomedical Research Center, seperti dikutip dari health.com.


Duduk juga membuat berat badan akan terus naik secara signifikan. Itu karena, ketika Anda menempelkan bokong pada kursi, metabolisme pun langsung melambat. Pemicunya adalah enzim yang disebut lipoprotein lipase, yang berada di pembuluh darah dalam otot-otot Anda.
"Lipoprotein lipase menangkap lemak dalam darah dan membakarnya. Ketika Anda berdiri, otot postural akan menyangga berat badan, terutama pada kaki, melepaskan enzim yang bekerja membakar lemak. Tetapi ketika duduk diam dan tidak bergeser setiap 30 sampai 90 detik, lemak tetap dalam arteri dan jadi lemak tubuh," kata Hamilton.
Duduk seharian mengurangi aktivitas lipoprotein sekitar 90 hingga 95 persen. Fakta buruk lainnya, beberapa ahli ada yg berpendapat, bahwa 60 sampai 90 menit olahraga tidak bisa menetralkan dampak dari duduk seharian.

Bahkan, Hamilton mengatakan, reaksi biokimia pada orang yang duduk lama sangat lambat dibandingkan seseorang yang banyak beraktivitas fisik. James Levine, MD, seorang peneliti obesitas di Mayo Clinic, juga mengungkap, perbedaan terbesar antara orang kurus dan gemuk bukan seberapa banyak mereka makan atau olahraga. Tapi, seberapa lama mereka duduk.



Just Share.

0 komentar:

Posting Komentar